read and enjoyed

let's share..

3/23/2013

Kekuatan Ikhlas

Seberapa sering kamu mendengarkan kata itu? hampir di setiap kesulitan yang kita hadapi, semua orang akan menganjurkan kita untuk selalu sabar dan ikhlas dalam melewatinya.

Tapi apakah semudah itu? Apakah melangkah dengan hati yang ikhlas itu semudah mulut berucap?

Kekuatan itu tidak dengan mudah kita datangkan di setiap sisi permasalahan. Kekuatan itu akan selalu bertolak belakang dengan rasa benci dan dengki yang mendaging di hati. Kekuatan itu tidak akan memandu kehidupan jika pikiran ini tidak jernih.

Mengapa rasa ikhlas itu sulit kita hadirkan?
karena tidak semua keadaan bisa kita terima dengan akal dan hati.

Terkadang ada beberapa bagian yang tidak kita megerti.
Terkadang ada beberapa perjalanan yang tidak bisa kita lalui.
Mengapa Tuhan membuatnya begitu sulit?

Ketika kita bisa menghadirkan sebuah keikhlasan dengan mudah, kita tidak akan pernah belajar menghargai kehidupan. Untuk menghadirkan keikhlasan, kita perlu meyakinkan diri bahwa ini lah takdir yang Tuhan gariskan. Inilah kondisi yang harus kita jalani. Ada beberapa hal yang perlu kita perjuangkan. Perlu sedikit sikap mengalah dalam menghadapinya. Perlu kerendahan hati untuk membuka jalannya. Dan percaya bahwa Tuhan maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya. Tuhan akan memberikan kemenangan di dalam kebaikan.

Sedikit kisah yang dapat saya sajikan, semoga bisa menjadi inspirasi untuk anda.

Seorang anak dengan segala keterbatasannya, selalu menyaksikan kedua orang tuanya yang sering terlihat tidak harmonis. Semakin hari, kerumitan itu semakin menjadi-jadi. Dia hanya bisa bersembunyi di dalam lemari pakaiannya, lalu berdoa kepada sang pencipta.
" Tuhan, aku mencintai kedua malaikat Mu. bahagia mereka adalah bahagia ku. Tuhan berikanlah kebahagiaan dan keadaan yang lebih baik untuk mereka. Apapun yang Kau takdirkan, aku akan menjalankannya"
Tuhan pun mengabulkan doanya. Tuhan berikan mereka petunjuk satu demi satu, hingga akhirnya kedua orang tua dia menemukan kebahagiannya dengan jalannya masing-masing.
Tapi keadaan baru yang lebih baik, terkadang tidak selalu seindah masa lalu. Hari demi hari ia lalui dengan rasa sepi. Karena kini dia hanya tinggal dengan Ayah. Berat rasanya menerima keadaan yang ada, tapi apa daya ini lah yang ia pinta kepada Tuhan. Bukannya merasa lega, sang anak justru merasa lebih hampa.
Perlahan ia membuka mata hatinya, apapun yang sudah terjadi tidak dapat di rubah lagi. Jika ia terus merasa tidak adil dengan keadaan yang ada, itu hanya akan membuatnya semakin lemah dan tidak bisa berfikir jernih. Nasi sudah menjadi bubur, keadaan pun tidak akan kembali seperti dulu.
Berat rasanya menerima kenyataan bahwa orang tua mu sudah tidak lagi bersama. Syukurlah, anak itu kini sudah bisa ikhlas menerima keadaannya. Ia membuka hatinya untuk menerima segalanya. Perlahan Tuhan membuka kan jalan untuknya, menunjukan kepadanya kebaikan-kebaikan yang bisa ia dapatkan dengan perasaannya yang lebih baik.

Tapi apakah Tuhan akan menguji manusia satu kali seumur hidup?

Tuhan kembali menguji tingkat keikhlasannya. Kini ia di coba untuk mempertahankan orang tuanya yang sedang di tutup mata hatinya. Ia harus berusaha mengeluarkan orang tuanya yang sedang tergoda dengan jaratan. Ia tidak ingin orang tua nya masuk kedalam lubang hitam. Tapi sayang, pendapatnya tidak di hiraukan. Dan keadaan berubah sangat drastis. Kini ia di benci oleh Ibu nya yang sedang ia perjuangkan untuk di selamatkan dari keburukan. Ibu nya berucap bahwa ia hanyalah seorang anak durhaka yang tidak pernah patuh pada orang tua.
Sakit! Apa yang ia usahakan hanya demi kebaikan, tidak ada satupun niatan untuk menyakiti sang Ibu. Tapi mata hati Ibu sudah tertutup.
Dengan segala kepedihan, ia berusaha bertahan untuk tetap menyelamatkan sang Ibu. Makian dan ucapan keras yang ia terima, ia telan dengan rasa pedih.
Kini ia mempertanyakan kepada Tuhan,
" Tuhan, harus sekuat apa lagi hamba bertahan? Harus selapang apa kesabaran hamba? Tuhan hamba lelah menelan keadaan yang ada. Tuhan, apa lagi yang ingin Engkau tunjukan kepada hamba?"
Kepercayaannya teruji. Ia mulai mempertanyakan dimana Tuhan? apa yang ingin Dia tunjukan? dimana keadilan Nya?
Setapak demi setapak ia pijakan kakinya di atas kisah-kisah yang tajam. "Aku anak durhaka" itu yang ia bisikan di hadapan cermin.
Rasanya ingin sekali berlari dari kenyataan, tapi tidak mungkin. Ibu harus di perjuangkan. Apapun yang ia terima, Ibu tetaplah Ibu yang melahirkannya.
Sang anak mencoba kembali kekuatan ikhlas, meskipun berat berdamai dengan keadaan. Meskipun perih dengan segala makian dari orang yang ia perjuangkan. Ia berusaha tegar dan ikhlas. Perlahan ia membuka hatinya, ia kuatkan segala pendirian. Apapun yang terjadi kepadannya, semua akan ia singkirkan dengan misi menyelamatkan Ibunya. Ia Ikhlas apapun yang Tuhan gariskan.

Sungguh luar biasa, Tuhan mulai membukakan mata hati Ibu. Ia kembalikan kesadaran sang Ibu, dan mendekatkan kembali Ibu kepada anaknya.

Ikhlas adalah keputusan tersulit di saat kita benar-benar merasa terpukul dengan keadaan. Terkadang kita memilih untuk bermusuhan dengan situasi atau membenci hal-hal yang terjadi. Padahal, semua itu tidak akan memperbaiki keadaan. Yang ada kita akan semakin dengki dan berbuat yang tidak baik.
Tapi ketika kita mencoba untuk Ikhlas dan berserah diri kepada Tuhan, Dengan segala kuasaan Tuhan mampu membuka segala jalan. Karena sekeras apapun kita melawan, kekuatan Tuhan melebihi segalanya.